Muharram, 1430 Hijriyah

Faith of Mafaza, Keyakinan Akan Sebuah Kemenangan


Mafaza. Kata ini adalah sebuah kemutlakan yang dijanjikan oleh Allah untuk menjadi predikat bagi Al-Muttaqin.


“Sesungguhnya bagi orang-orang bertaqwa ialah Mafaza (Kemenangan).” (QS. An Nabaa’:31)


Ada sebuah frasa menarik tentang hidup. Ia berbunyi, “Hiduplah untuk Maha Hidup”. Saya membuat dua definisi berbeda tentang ini. Pertama, hiduplah untuk Yang Maha Hidup. Jika kita menjadikan seluruh kehidupan kita untuk Yang Maha Hidup, maka tidak akan ada kekhawatiran, apalagi kekecewaan di sana. Karena hanya Yang Maha Hiduplah yang kita tuju. Karena hanya Yang Maha Hiduplah yang kita harapkan. Jika menaruh harapan pada manusia sangat mungkin berujung kekecewaan, maka menaruh harapan penuh kepadaNya adalah kunci kebahagiaan. Betapa bahagia, betapa indah jika hidup kita bisa kita persembahkan kepada Allah. Perhatikan, ada siratan halus tentang ikhlas di sana. Hidup untuk Yang Maha Hidup, berarti memenuhi janji yang selalu kita ikrarkan pada setiap tegak kita di lima waktu.


“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’aam:162)


Definisi kedua, yaitu hiduplah untuk maha hidup kita. Maha hidup kita (kehidupan abadi) di negeri akhirat sana. Dengan ini, insyaa Allah kita akan terpacu untuk selalu menjadikan kehidupan kita adalah kehidupan terbaik, yaitu mempersiapkan kematian terbaik. Kematian yang ketika dijemputnya, ada bisikan lembut di telinga,


“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu.” (QS. Al Fajr: 27-30)


Ya, Faith of Mafaza. Keyakinan akan sebuah kemenangan. Kemenangan karena kita hidup untuk Yang Maha Hidup. Kemenangan karena kita mempersiapkan yang terbaik untuk maha hidup kita.


Sebagai tambahan, atas air mata duka Palestina yang menjadi duka kita semua. Keyakinan akan sebuah kemenangan itu akan selalu ada, wahai ikhwahfillah. Allah pasti memberikan kemenangan yang agung bagi bumi AL Quds. Saat ini, Allah tengah memberi penangguhan bagi musuh-musuh kita. Maka tunggulah barang sebetar. Tunggulah waktu kemenangan kita yang tak lama lagi.

17 January 2009

WE WILL NOT GO DOWN, a song by Michael Heart


WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
(Composed by Michael Heart)
A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they’re dead or alive
They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight
Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who’s wrong or right
But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze
We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

13 January 2009

Titipan Salam

Selasa, 16 Muharram 1430 H
Suatu sore, sebuah kunjungan ke almamater saya, SMAN 58 Jakarta


“Doain aku bisa masuk UI juga ya, kak...” pinta adik kelas saya yang saat itu duduk di kelas XII (yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan UAN dan SPMB).

“iya, insyaa Allah. Emang mau masuk jurusan apa sih?”

“Administrasi niaga. Hm,, yasudah, brangkat les dulu ya kak, di NF K**i. ”

“oh, iya iya, silakan... kenal guru IPA-nya nggak? Kalo kenal, salamin ya buat guru biologinya...” pesan saya.

“ciyee kakaaak...” koor mereka (beberapa kelas XII yang juga sedang berada di tempat yang sama) kompak. Sedetik kemudian saya baru menyadari apa yang akan terjadi.


Lho kok??

“bukan..bukan gitu...”, saya buru-buru mengklarifikasi.

“beliau itu udah punya anak kok... aku cuma simpati aja!!” duh, sepertinya kata-kata ini semakin menjerumuskan (cz asli, bingung harus mengklarifikasi dengan kata apa??)


Huff, zaman sekarang manusia terlalu menuruti prasangkanya. (peace out, ukhti! :D). Tentu bukan salam yang ‘punya maksud lain’ yang saya maksud. Ia benar-benar salam penghormatan yang tulus dari hati, sebagai bentuk dedikasi saya kepada beliau, juga teman-teman seprofesinya di tempat yang sama. Sebuah dedikasi yang muncul karena banyak kebermanfaatan yang beliau berikan dalam hidup saya.

Sejak kelas XII SMA, saya memang mengikuti bimbel di tempat yang sama dengan adik-adik kelas saya itu. Di sanalah saya bertemu dengan pengajar-pengajar hebat. Hebat, karena sangat berkompeten di bidangnya, mengajar dengan metode yang tidak biasa, mudah dimengerti, dan yang paling membuat saya kagum adalah taushiyah-taushiyah yang selalu beliau-beliau selipkan di tiap pertemuannya. Pelajaran kimia, bisa nyambung dengan puasa. Belajar biologi, selalu bisa beliau kaitkan dengan hal-hal yang membuat kami bertafakkur. Fisika, apalagi. Dan yang paling saya ingat adalah Lembar Jawaban Komputer yang selalu terpampang surat Al-Hadiid ayat 4 di pojok kanan bawah, “Dan Dia bersamamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” Jadi pada ngeri deh anak-anak yang mau nyontek =) (cuma yang betul-betul paham ayat diatas yang takut nyontek).

Pun dengan beliau, guru biologi saya. Saya kagum, dengan pembawaannya yang tenang, ingatannya yang luar biasa tajam di setiap detil materi, taushiyahnya yang begitu menyejukkan, sosok yang ‘bapak’ banget deh pokoknya. Beliau tak pernah sekalipun terlihat sombong. Ramah, dan sering melontarkan candaan di sela pelajaran. Masuknya saya di jurusan biologi saat ini, sedikit banyak terpengaruh dengan orang-orang biologi di sekitar saya, termasuk beliau. Apalagi ketika sudah dekat UMB dan SNMPTN, saat-saat Super Intensif, beliau mendukung penuh keinginan saya untuk masuk jurusan biologi. Sayapun tak jarang berkonsultasi tentang biologi dengan beliau. Dan ketika hari pengumuman itu tiba, pengumuman akan diterimanya saya di jurusan biologi dengan almamater yang sama dengan beliau, ini yang beliau katakan,

“alhamdulillaah... dapet juga ya di sana”, katanya dengan senyum kebapakannya, seolah sedang tersenyum dengan anaknya sendiri. Kemudian ia melanjutkan dengan candaannya, “besok gantiin saya ngajar di sini ya...”

Saya hanya menjawab, “insyaa Allah, tungguin aja ya, Pak!”

***

Begitulah, betapa sebuah kebaikan yang tak pernah mudah dilupakan. Ketika saya kembali ke sana, ke tempat les saya untuk sekadar memberi bingkisan tanda syukuran kecil-kecilan, beliau pak guru biologi sedang tidak mengajar di sana. Jadilah adiknya, sang guru kimia, dan beberapa guru lain yang menerima dua kotak brownies buatan ibu saya. Pak guru kimia pun memberi wejangan,

“Alhamdulillaah... nggak nyangka nih si Eliza pake jaket kuning. Ini tandanya kamu di kasih nikmat yang banyak. Jangan tinggalin tuh tahajjudnya... bersyukur...”, saya hanya mengangguk dan mencatat kalimatnya dalam hati saya.


Takkan saya lupakan kebaikan-kebaikan beliau para pengajar di tempat les saya, yang saya sebut dengan rumah kedua ketika Super Intensif kemarin (karena memang dari hari senin sampai seninnya lagi saya belajar di sana). Berada di sekeliling orang cerdas juga shalih, membuat saya nyaman dan terpacu untuk terus belajar. Orang-orang di sekeliling yang sangat menginspirasi, memberikan manfaat besar dalam hidup saya. Maka tak aneh rasanya ketika saya sekadar menitip salam pada beliau, juga pengajar lainnya. Sekadar menyampaikan rasa terima kasih atas kebaikan-kebaikan beliau. Semoga saja, saya bisa benar-benar menjadi salah satu pengajar di sana.

*jazaakumullaah ahsanal jazaa, pengajar-pengajarku... =)

12 January 2009

Qunut Nazilah, Please Read in Every Prayer Time


Dapatkan Mesej Bergambar di Sini

TRAGEDI kemanusiaan yang sedan terjadi di belahan bumi Palestina merupakan cambuk bagi umat muslim di seluruh dunia. Sungguh memilukan. Dua minggu sudah, pembantaian keji pasukan Israeil meluluhlantakkan Gaza. Darah ratusan syuhada telah membasahi tanah Gaza, ribuan warga mangalami luka-luka, dan entah berapa banyak jiwa yang merasakan trauma mendalam atas peristiwa ini.

Sebagai manusia, apalagi muslim, sudah seharusnya kita turut berempati terhadap penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Kita patut mendukung perjuangan mereka dalam mempertahankan haknya yang ingin dirampas Yahudi laknatullah. Dan salah satu bantuan yang dapat kita berikan, yang bisa menjadi kekuatan luar biasa bagi pejuang-pejuang Palestina, adalah doa, karena doa merupakan senjata bagi orang yang beriman.

Salah satu doa yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika terjadi malapetaka yang menimpa kaum muslimin yaitu doa qunut nazilah. Membaca qunut di dalam shalat lima waktu memang disyariatkan di dalam Islam, yakni ketika terjadi suatu bencana. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas ra.: “Rasulullah SAW melaksanakan qunut selama sebulan penuh pada shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh, yaitu pada rakaat terakhir ketika I’tidal setelah mengucapkan “sami’allahu liman hamidah”. Bencana yang menyebabkan dilaksanakannya qunut saat itu, ialah ketika para da’i yang diutus oleh Rasulullah SAW di bunuh secara biadab.

Doa qunut nazilah dibaca ketika kaum muslimin terkena bencana, ancaman, penganiayaan, penindasan musuh-musuh Allah dan musuh kaum muslimin. Seperti dulu ketika Rasulullah SAW atas permintaan Ri’l Dzukwan dan ‘Ushiyyah dari kabilah Sulaim, mengirim 70 orang Quraa (semacam guru ngaji) untuk mengajarkan soal agama kepada kaum mereka. Ternyata setelah sampai di suatu tempat yang bernama Bi’r al-Ma’uunah, orang-orang itu berkhianat dan membunuh ketujuh puluh orang Quraa tersebut. Mendengar hal tersebut Rasulullah lalu berdoa dalam shalat untuk kaum mustadh’afiin (orang-orang yang tertindas) di Makkah.

Menurut Imam Syaafi’i, qunut nazilah disunnahkan pada setiap shalat lima waktu, setelah rukuk yang terakhir baik oleh imam atau yang shalat sendirian (munfarid): bagi yang makmum tinggal mengamini doa imam.

Inilah doa qunut nazilah (hadits diriwayatkan oleh Umar Bin Khathab) :

Alloohummaghfir lilmu-miniina wal mu-minaat, wal muslimiina wal muslimaat, wa allif baina quluubihim, wa ashlih dzaata bainahum, wanshur ‘alaa ‘aduwwika wa ‘aduwwihim

Allohummal’in kafarota ahlil kitaabil ladziina, yukadzdzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka, Alloohumma khollif baina kalimaatihim, wazalzil aqdaamahum, wa anzilbihim ba-sakalladzii layuraddu ‘anil qoumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alloohumma inna anasta’iinuka


Artinya :

“Ya Allah, ampunilah dosa kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin,
Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin untuk melawan musuh-musuhMu,
Dan musuh-musuh mereka

Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasihMu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan mereka,
Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkan bencanaMu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa

Dengan meyebut namaMu ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu”



Sahabat, mari sejenak kita tundukkan hati-hati kita, dalam setiap shalat kita, sujud kita, tahajjud kita, untuk mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang di bumi jihad Palestina...

(taken from Selembar Madani, by SALAM UI
edisi 15 tahun 03)

just a lil' flashback...


What’s written on my SPESIASI book (buku PSAD ‘ADAPTASI’nya Bi08)?

Empat bulan yang lalu, semua jurusan di UI sedang gencar-gencarnya PSAD. (Pengenalan Sistem Akademik Depertemen). Pun di Biologi. Acara PSAD di Biologi bernama ADAPTASI. Di awal, kami diperintahkan untuk membuat sebuah buku wajib punya bagi para peserta ADAPTASI. Namanya SPESIASI, yang merupakan kependekan dari SPEcial SIgnatures And Biology’S Identities. Halaman pertama harus kami tempeli dengan foto bersama angkatan di Pusat Primata Schmutzer, halaman kedua berisi foto bersama teman kelompok dengan salah satu spesies primata di sana, sedangkan halaman ketiga berisi foto pribadi bersama serangga, yang di halaman berikutnya disusul dengan penjelasan mengapa kami memilih serangga tersebut. Dan inilah yang tertulis di sana.

“Mengapa saya memilih kupu-kupu? Karena kupu-kupu itu indah. Klise memang. Tetapi dengan alasan yang sama pula yang menjadikan tanda tangan saya berbentuk kupu-kupu. Dan dengan alasan yang sama pula, saya berencana membuat lambang Biologi angkatan 2008 dengan bentuk yang sama: kupu-kupu.

Mengenai spesies, saya memilih Papilio ulysses karena keindahan corak sayapnya yang merupakan warna kesukaan saya, yaitu biru. Memang sejak kunjungan pertama saya ke Museum Serangga tiga tahun yang lalu, saya telah menjatuhcintai spesies ini. Maka pada kunjungan kami untuk memenuhi tugas PSAD untuk berfoto bersama serangga, saya telah menargetkan untuk berpose dengan kupu-kupu jenis ini.

Selain itu, saya mengartikan kupu-kupu sebagai lambang keindahan. Betapa tidak? Setiap orang yang melihatnya pasti menyukai corak sayapnya yang indah. Kupu-kupu juga merupakan lambang keseimbangan. Kedua sayapnya selalu sama besar, simetris, dan pastinya bercorak sama. Tak pernah ia terlaihat jomplang karena berbeda corak. Kupu-kupu, bagi saya, adalah juga lambang ketenangan. Terbangnya sangat tenang namun pasti ke arah sumber makanan yang ia tuju. Kupu-kupu adalah lambang kebebasan. Ia bebas terbang kesana kemari, sesuai keinginannya pada sebuah tujuan menguntungkan: simbiosis mutualisme dengan bunga.

Dan yang baru saya sadari kemarin adalah bahwasannya Papilio ulysses ini bercorak biru-hitam. Warna yang sama dengan warna makara MIPA. Maka saya semakin menyukai kupu-kupu ini. Melihat kupu-kupu, dan semesta alam ini, memang selalu mengingatkan saya pada satu hal. Yaitu Allah, Sang Pencipta kita, tempat kita semua kembali nanti.”



Huff… mendengar kata Biologi selalu mengingatkan saya dengan event awal tahun yang satu ini. Sebuah proses tak terlupakan, yang merupakan langkah awal bagi kami anggota Bi08entris (baca: Biosentris) untuk selalu mempererat persaudaraan, sesulit apapun situasinya. Terima kasih, ADAPTASI… =)

*(special thanks to kakak-kakak panitia, dari angkatan 2004 sampe 2007. peace out, bro and siz!)

*for Bi08entris, semangat selalu!
Ez yakin kita bisa menghadapi semua, bersama!

09 January 2009

ya Allah, Palestinaku...

sebuah stasiun televisi terus menerus menampilkan liputan tentang Palestina. sudah leibh dari 800 orang menjadi korban kebiadaban Israel. lebih dari 3000 orang luka-luka. menangislah kita. demi Allah, menangislah!


lalu berdoalah...
berdoalah dengan sepenuh hati...
kemudian berinfaqlah...
beri mereka dukungan fisik berupa dana...


walau raga belum sempat sampai ke sana, yakinlah bahwa doa kita, serta munajat jutaan orang-orang yang mendoakan, akan sampai kepada Rabb kita.


"wa makaruu wa makarallaah.. wallaahu khairul maakiriin..."
"innahum yakiiduna kaydaa, wa akiidu kaydaa. fa mahhilil kaafiriina amhilhum ruwayda..." (Ath Thaariq:15-17)

(sungguh, mereka merencanakan tipu daya yang jahat, dan Aku pun membuat tipu daya yang jitu. karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir. berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu.)

05 January 2009

Subuh, oh Subuh...


Ganjaran pahala shalat Subuh melebihi keindahan dunia sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “siapa yang menunaikan solat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah SWT. Kerana itu, janganlah kamu mencari jaminan Allah SWT dengan sesuatu (selain daripada solat), yang pada waktu kamu mendapatkannya, lebih-lebih lagi ditakuti kamu tergelincir ke dalam api neraka.” (Hadis riwayat Muslim)


Muhammad Abdur Rauf al-Munawi dalam kitabnya at-Ta'arif menegaskan, as-Subhu atau as-Sabah adalah permulaan siang hari, yaitu ketika ufuk berwarna merah jingga di langit tertutup oleh tabir matahari. Adapun shalat Subuh adalah ibadah yang dilaksanakan ketika fajar siddiq dan berakhir pada waktu matahari terbit. Solat Subuh memiliki banyak daya tarik kerana kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak hadis mendorong untuk melaksanakan solat Subuh serta menyanjung mereka yang menjaga dan mengerjakannya.


Rasulullah SAW mengetahui waktu Subuh adalah waktu yang sangat sulit dan payah untuk bangun dari tidur. Seorang Muslim bila dibiarkan begitu saja (tertidur), akan memilih untuk merehatkan dirinya sampai terjaga hingga terbit matahari dan meninggalkan solat Subuh, atau ‘Subuh gajah’, yaitu dikerjakan solat Subuh tidak pada waktunya.



Rasulullah SAW mengkhususkan shalat subuh dengan beberapa keistimewaan tunggal dan sifat tertentu yang tidak ada pada solat lain. Banyak keutamaan dan kelebihan yang didapati di waktu subuh. Salah satu keutamaannya adalah Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan solat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Ya Allah, berkahilah ummatku selama mereka suka bangun subuh (yaitu mengerjakannya).” (HR. Tirmizi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah)


Jika Rasulullah SAW yang berdoa, maka tidak ada hijab di antara Baginda dengan Allah SWT karena Baginda sendiri adalah orang yang secara jasadiyah paling dekat dengan Allah SWT. Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk mendapatkan rahmat dan keridhaan Allah SWT. Allah SWT berfirman maksudnya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling daripada mereka kerana mengharapkan perhiasan duniawi, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya sudah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.” (Surah al-Kahfi, ayat 28)


Keutamaan shalat Subuh diberikan ganjaran pahala melebihi keindahan dunia dan seisinya, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam at-Tirmizi: “Dari Aisyah telah bersabda Rasulullah SAW, dua rakaat solat Fajar pahalanya lebih indah daripada dunia dan seisinya.” Begitulah keistimewaan solat Subuh. Apakah yang menghalang kita untuk menyingkap selimut dan mengakhiri tidur untuk melakukan solat Subuh? Bukankah solat Subuh menjadi bagian yang begitu besar kemuliaannya dibandingkan dunia dan seisinya?


Diriwayatkan Muslim dari Usman bin Affan berkata, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang solat Isya berjamaah maka seolah-olah dia telah solat setengah malam, barang siapa solat Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah melaksanakan solat malam satu malam penuh." (HR. Muslim).


Solat Subuh adalah sumber dari segala cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung, hanya ibadahlah yang akan menerangi pelakunya. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asyaari, dia berkata Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang shalat dua waktu yang dingin, maka akan masuk syurga.” (HR. Bukhari).



Dua waktu yang dingin itu adalah shalat Subuh dan Ashar. Mereka yang menjaga solat Subuh dan Ashar dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Baginda berkata, “Sungguh kamu akan melihat Rabb (Allah), sebagaimana kamu melihat bulan yang tidak terhalang dalam memandangnya. Apabila kamu mampu, janganlah kamu menyerah dalam melakukan solat sebelum terbit matahari dan solat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Rasulullah SAW memberi janji, apabila solat Subuh dikerjakan, maka Allah akan melindungi siapa saja yang mengerjakannya seharian penuh. Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang menunaikan solat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka janganlah coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barang siapa yang membunuh orang yang menunaikan solat Subuh, Allah SWT akan menuntutnya, sehingga Allah SWT akan membenamkan mukanya ke dalam neraka.” (HR. Muslim, at-Tirmizi dan Ibn Majah)


Semoga kita tetap menjaga dan memelihara solat Subuh seperti dijanjikan Allah. Bergegaslah bangun tidur apabila terdengar suara azan berkumandang untuk segera mengerjakan solat Subuh.



www.iluvislam.com

01 January 2009

Review buku "Catatan Hati di Detiap Sujudku" (prolog)



Ahad, 28 Desember 2008. rencana yang telah disusun bersama teman2 Karisma (Keluarga Alumni ROHIS 58) Nol Lapan untuk menjenguk kakak tercinta yang telah pulang dari rumah sakit gagal. Ternyata, hari itu juga, sang kakak sedang pindahan kostan. Ho, salah ez juga sih, mau jenguk tapi ga bilang2 sebelumnya, baru bilang paginya. Alhasil sang kakak tercinta ngomel2,

“dasaar! Kok ga bilang2 c?”

Yaa, khilaf kak. (maksudku sebenarnya kan supaya memberi kejutan dengan kedatangan kami, eeh taunya... T_T)

Ya, karena ez sudah terlanjur menaiki bus Bogor Deddy S. Putra (bus yang masih bagus banget plus murah) dan ga mungkin turun mendadak, akhirnya ez putar otak. dan... aha! =) eureeka! aku tahu kemana harus pergi. akhirnya ez sms anis untuk meminta persetujuannya tentang pembatalan sekaligus rencana baru. singkat kata, kami sepakat. ya, setelah bertemunya kami di halte Busway Tanah Merdeka, kami langsung menuju tempat tujuan : Gramedia Matraman.

subhanallaah, sesampainya disana, kami segera hunting buku. dan bisa ditebak, masing2 kami hanyut dalam buku yang kami pegang. Khusyuk. buku pertama yang ez baca adalah tentang doa. subhanallaah lengkapnya. buku kedua adalah buku sains Al qur-an. wah, ini lebih dahsyat lagi. sampe2 ez pusing bacanya.

yasudah, sampai tiba saatnya untuk memutuskan buku mana yang akan ez beli. beneran, bingung. muter2 dulu. sampai ez mnemukan buku "Catatan Hati di Setiap Sujudku" (CHSS). begitu liat judulnya, sungguh, ez langsung jatuh hati. ketika baca daftar isi (some books are opened), ez memantapkan hati untuk membelinya. dan, alhamdulillaah, ez ga salah pilih.