What’s written on my SPESIASI book (buku PSAD ‘ADAPTASI’nya Bi08)?
Empat bulan yang lalu, semua jurusan di UI sedang gencar-gencarnya PSAD. (Pengenalan Sistem Akademik Depertemen). Pun di Biologi. Acara PSAD di Biologi bernama ADAPTASI. Di awal, kami diperintahkan untuk membuat sebuah buku wajib punya bagi para peserta ADAPTASI. Namanya SPESIASI, yang merupakan kependekan dari SPEcial SIgnatures And Biology’S Identities. Halaman pertama harus kami tempeli dengan foto bersama angkatan di Pusat Primata Schmutzer, halaman kedua berisi foto bersama teman kelompok dengan salah satu spesies primata di sana, sedangkan halaman ketiga berisi foto pribadi bersama serangga, yang di halaman berikutnya disusul dengan penjelasan mengapa kami memilih serangga tersebut. Dan inilah yang tertulis di sana.
“Mengapa saya memilih kupu-kupu? Karena kupu-kupu itu indah. Klise memang. Tetapi dengan alasan yang sama pula yang menjadikan tanda tangan saya berbentuk kupu-kupu. Dan dengan alasan yang sama pula, saya berencana membuat lambang Biologi angkatan 2008 dengan bentuk yang sama: kupu-kupu.
Mengenai spesies, saya memilih Papilio ulysses karena keindahan corak sayapnya yang merupakan warna kesukaan saya, yaitu biru. Memang sejak kunjungan pertama saya ke Museum Serangga tiga tahun yang lalu, saya telah menjatuhcintai spesies ini. Maka pada kunjungan kami untuk memenuhi tugas PSAD untuk berfoto bersama serangga, saya telah menargetkan untuk berpose dengan kupu-kupu jenis ini.
Selain itu, saya mengartikan kupu-kupu sebagai lambang keindahan. Betapa tidak? Setiap orang yang melihatnya pasti menyukai corak sayapnya yang indah. Kupu-kupu juga merupakan lambang keseimbangan. Kedua sayapnya selalu sama besar, simetris, dan pastinya bercorak sama. Tak pernah ia terlaihat jomplang karena berbeda corak. Kupu-kupu, bagi saya, adalah juga lambang ketenangan. Terbangnya sangat tenang namun pasti ke arah sumber makanan yang ia tuju. Kupu-kupu adalah lambang kebebasan. Ia bebas terbang kesana kemari, sesuai keinginannya pada sebuah tujuan menguntungkan: simbiosis mutualisme dengan bunga.
Dan yang baru saya sadari kemarin adalah bahwasannya Papilio ulysses ini bercorak biru-hitam. Warna yang sama dengan warna makara MIPA. Maka saya semakin menyukai kupu-kupu ini. Melihat kupu-kupu, dan semesta alam ini, memang selalu mengingatkan saya pada satu hal. Yaitu Allah, Sang Pencipta kita, tempat kita semua kembali nanti.”
Empat bulan yang lalu, semua jurusan di UI sedang gencar-gencarnya PSAD. (Pengenalan Sistem Akademik Depertemen). Pun di Biologi. Acara PSAD di Biologi bernama ADAPTASI. Di awal, kami diperintahkan untuk membuat sebuah buku wajib punya bagi para peserta ADAPTASI. Namanya SPESIASI, yang merupakan kependekan dari SPEcial SIgnatures And Biology’S Identities. Halaman pertama harus kami tempeli dengan foto bersama angkatan di Pusat Primata Schmutzer, halaman kedua berisi foto bersama teman kelompok dengan salah satu spesies primata di sana, sedangkan halaman ketiga berisi foto pribadi bersama serangga, yang di halaman berikutnya disusul dengan penjelasan mengapa kami memilih serangga tersebut. Dan inilah yang tertulis di sana.
“Mengapa saya memilih kupu-kupu? Karena kupu-kupu itu indah. Klise memang. Tetapi dengan alasan yang sama pula yang menjadikan tanda tangan saya berbentuk kupu-kupu. Dan dengan alasan yang sama pula, saya berencana membuat lambang Biologi angkatan 2008 dengan bentuk yang sama: kupu-kupu.
Mengenai spesies, saya memilih Papilio ulysses karena keindahan corak sayapnya yang merupakan warna kesukaan saya, yaitu biru. Memang sejak kunjungan pertama saya ke Museum Serangga tiga tahun yang lalu, saya telah menjatuhcintai spesies ini. Maka pada kunjungan kami untuk memenuhi tugas PSAD untuk berfoto bersama serangga, saya telah menargetkan untuk berpose dengan kupu-kupu jenis ini.
Selain itu, saya mengartikan kupu-kupu sebagai lambang keindahan. Betapa tidak? Setiap orang yang melihatnya pasti menyukai corak sayapnya yang indah. Kupu-kupu juga merupakan lambang keseimbangan. Kedua sayapnya selalu sama besar, simetris, dan pastinya bercorak sama. Tak pernah ia terlaihat jomplang karena berbeda corak. Kupu-kupu, bagi saya, adalah juga lambang ketenangan. Terbangnya sangat tenang namun pasti ke arah sumber makanan yang ia tuju. Kupu-kupu adalah lambang kebebasan. Ia bebas terbang kesana kemari, sesuai keinginannya pada sebuah tujuan menguntungkan: simbiosis mutualisme dengan bunga.
Dan yang baru saya sadari kemarin adalah bahwasannya Papilio ulysses ini bercorak biru-hitam. Warna yang sama dengan warna makara MIPA. Maka saya semakin menyukai kupu-kupu ini. Melihat kupu-kupu, dan semesta alam ini, memang selalu mengingatkan saya pada satu hal. Yaitu Allah, Sang Pencipta kita, tempat kita semua kembali nanti.”
Huff… mendengar kata Biologi selalu mengingatkan saya dengan event awal tahun yang satu ini. Sebuah proses tak terlupakan, yang merupakan langkah awal bagi kami anggota Bi08entris (baca: Biosentris) untuk selalu mempererat persaudaraan, sesulit apapun situasinya. Terima kasih, ADAPTASI… =)
*(special thanks to kakak-kakak panitia, dari angkatan 2004 sampe 2007. peace out, bro and siz!)
*for Bi08entris, semangat selalu!
Ez yakin kita bisa menghadapi semua, bersama!
*(special thanks to kakak-kakak panitia, dari angkatan 2004 sampe 2007. peace out, bro and siz!)
*for Bi08entris, semangat selalu!
Ez yakin kita bisa menghadapi semua, bersama!
No comments:
Post a Comment