Muharram, 1430 Hijriyah
Mafaza. Kata ini adalah sebuah kemutlakan yang dijanjikan oleh Allah untuk menjadi predikat bagi Al-Muttaqin.
“Sesungguhnya bagi orang-orang bertaqwa ialah Mafaza (Kemenangan).” (QS. An Nabaa’:31)
Ada sebuah frasa menarik tentang hidup. Ia berbunyi, “Hiduplah untuk Maha Hidup”. Saya membuat dua definisi berbeda tentang ini. Pertama, hiduplah untuk Yang Maha Hidup. Jika kita menjadikan seluruh kehidupan kita untuk Yang Maha Hidup, maka tidak akan ada kekhawatiran, apalagi kekecewaan di sana. Karena hanya Yang Maha Hiduplah yang kita tuju. Karena hanya Yang Maha Hiduplah yang kita harapkan. Jika menaruh harapan pada manusia sangat mungkin berujung kekecewaan, maka menaruh harapan penuh kepadaNya adalah kunci kebahagiaan. Betapa bahagia, betapa indah jika hidup kita bisa kita persembahkan kepada Allah. Perhatikan, ada siratan halus tentang ikhlas di sana. Hidup untuk Yang Maha Hidup, berarti memenuhi janji yang selalu kita ikrarkan pada setiap tegak kita di lima waktu.
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’aam:162)
Definisi kedua, yaitu hiduplah untuk maha hidup kita. Maha hidup kita (kehidupan abadi) di negeri akhirat sana. Dengan ini, insyaa Allah kita akan terpacu untuk selalu menjadikan kehidupan kita adalah kehidupan terbaik, yaitu mempersiapkan kematian terbaik. Kematian yang ketika dijemputnya, ada bisikan lembut di telinga,
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hambaKu, dan masuklah ke dalam surgaKu.” (QS. Al Fajr: 27-30)
Ya, Faith of Mafaza. Keyakinan akan sebuah kemenangan. Kemenangan karena kita hidup untuk Yang Maha Hidup. Kemenangan karena kita mempersiapkan yang terbaik untuk maha hidup kita.
Sebagai tambahan, atas air mata duka Palestina yang menjadi duka kita semua. Keyakinan akan sebuah kemenangan itu akan selalu ada, wahai ikhwahfillah. Allah pasti memberikan kemenangan yang agung bagi bumi AL Quds. Saat ini, Allah tengah memberi penangguhan bagi musuh-musuh kita. Maka tunggulah barang sebetar. Tunggulah waktu kemenangan kita yang tak lama lagi.
19 April 2009
Tegak Kita
Shalat adalah ketika takbir kita kumandangkan, asma-Nya sungguh-sungguh kita agungkan. Ia yang Maha, Maha segala. Sunguh, tak ada yang lebih patut untuk kita pikirkan dalam shalat kita selain hanya Dia. Ya, hanya Dia.
Shalat adalah ketika tahmid pada surah Pembuka benar-benar tulus meluncur dari lubuk terdalam hati, “Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin…” . segala puji bagi Allah, atas kelimpahan nikmat dan kasih sayang-Nya, atas kesempatan bernapas yang masih Ia beri, atas keseharian kita yang penuh keselamatan, atas segala yang tidak dapat kita sebutkan…
“Ihdinash shiraatal mustaqiim…”
“Tunjukkanlah kami jalan yang lurus…”
“shiraatalladziina an’amta ‘alaihim, ghairil maghdhuubi ‘alaihim, wa laa-adh dhaaalliin…”
Yang kami pinta adalah jalan keselamatan yaa Rabb, maka selamatkanlah kami…
Pun, shalat adalah ketika kita menyertakan orang-orang terdekat kita dalam do’a di surah Pembuka…
“Tunjukkanlah KAMI jalan yang lurus…”
Shalat adalah ketika ruku’nya kita tetap berusaha menghadirkan Allah nyata di hadapan kita. Ia yang Maha, Maha Agung.
Dan kita memuji-Nya.
Shalat adalah ketika sujudnya, rendahlah diri kita dihadapan-Nya. Bahwasanya diri kita memang sangat pantas menyungkur di atas tanah. Apalah arti diri kita, dibanding Allah? Bahkan semua yang kita lakukan ialah mutlak atas kuasa-Nya. Maka apa yang patut kita banggakan atas diri kita?
Amat sangat pantaslah kita menyungkur dihadapNya. Memuji. Memuji Ia Yang Maha Tinggi. Dan sujud kita makin bermakna ketika kita merasa tak ingin lepas dari sujud kita…
Shalat adalah ketika kita bersungguh meminta diampuni, meminta disayangi, meminta ditinggikan derajatnya, meminta dirizqikan, meminta disehatkan, meminta dimaafkan…
Shalat adalah ketika kita menyadari bahwa segala penghormatan, barkah, shalawat dan segala kebaikan berasal dari Allah…
Shalat adalah ketika kita mengirim shalawat pada manusia paling mulia, Nabi Muhammad saw. yang kita rindu-rindukan, juga pada keluarganya. Berharap semoga Allah memberi shalawat dan memberkahi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarganya, sebagaimana Allah bershalawat dan memberkahi Khalil-Nya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam beserta keluarganya…
Shalat adalah ketika kita mengucap salam keselamatan sepenuh hati…
Shalat adalah ketika setelah mendirikannya, ada ketenangan hati luar biasa…
Shalat adalah ketika selesainya, kita berusaha untuk kembali menegakkan ‘azam di hati untuk berbuat yang terbaik untuk-Nya. Ketika kita mengupayakan diri untuk mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar, sebagaimana fungsi shalat yang telah Allah tetapkan.
Shalat adalah ketika kita melaksanakannya, kita merasa bahwa itu adalah shalat kita yang terakhir… karena tiada yang tahu kapan Allah menghentikan detak jantung kita…
Shalat adalah ketika kita memaknainya sebagai bentuk komunikasi kita, dialog-dialog hening kita dengan sang Khaliq…
Shalat adalah doa. Shalat adalah pujian. Shalat adalah tunduk. Shalat adalah permohonan. Shalat adalah pinta.
Shalat adalah ketika selesaiya, ada rindu di hati…
Rindu untuk menegakkannya kembali…
18 April 2009
Lewat-lewat =)
“Sampaikanlah, walau hanya satu ayat”.
(dan aku pun semakin mencintai menulis.)
Alhamdulillah, tempe gorengnya sudah matang. Ittadakimasu! ^__^
“met ngerjain tugas2 ya, za…
Semoga Allah selalu ridha…” =)
11 April 2009
Suatu Pagi, di Tepi Jalan
Sabtu, 11 April 2009
Jam setengah tujuh pagi lebih sedikit, saya telah berangkat dari rumah ibu-bapak saya (kalau tidak bisa dibilang rumah keluarga saya) di bilangan Depok. Hm, indah menghirup udara pagi yang masih segar! Karena pagi adalah waktu yang paling tepat untuk men-charge ruhiyah, maka dalam doa keluar rumah pun saya menyelipkan sebuah doa. Doa untuk seorang ibu dari seorang senior SMA yang jumatnya Allah panggil pulang. Semoga Allah memberi tempat terbaik disisi-Nya.
Di perjalanan. Ketika metromini yang saya naiki melintas di daerah pasar Cisalak, saya melihat sebuah pemandangan yang membuat saya tertegun. Seseorang tengah duduk di atas motornya yang tengah di parkir di pinggir jalan. Sebuah Al qur-an berada dalam genggamannya. Entah ia sedang bertilawah, bermuraja’ah, atau menambah hafalan. Subhanallah… ketika saya tengah mengeja alma-tsurat dalam hati dengan lafadz yang masih terpatah, mungkin saja pagi-pagi sekali ia sudah menuntaskan doa rutinan paginya. Lalu, sedang apa pula ia di sana? Di pinggir jalan dekat pasar. Oh, mungkin saja ia tengah mengantar ibunya pagi-pagi untuk berbelanja di pasar itu. Sebuah bakti seorang anak kepada ibunya. Haadzal birrul walidayn, gumam saya dalam hati. Sebuah bentuk cinta, yang juga merupakan suatu perbuatan yang akan makin menyuburkan da’wah kita di rumah. Subhanallah…
Dan saya pun semakin tertunduk.
Dalam hati saya menyimpan iri.
[alhamdulillaahirabbil 'aalamiin.]
10 April 2009
Hari Ini Aku Makin Cantik!
Sebentang danau yang dalam usai kau seberangi
Serintang padang onak kau lalui
Juga setebing karang curam sudah terlewati
Sejak sore tadi hingga bulan tegak di kepala
Aku tahu, ada yang kau telah renungi sepanjang malam
Tentang coba yang masih melintang
Tentang anugerah yang tertuda
Tentang cinta yang makin tegar!
Maka pagi ini, setelah mentari menelan dini hari
Di depan cermin, senyummu mengembang lagi
Dan hari ini adalah seperti kemarin
Juga hari-hari yang terjalani
: kamu semakin cantik dari hari ke hari
Aku melihatmu cantik setiap hari
(HHH, untuk Azimah, September 2004)
***
Tahukah engkau, aku makin cantik hari ini! Sungguh, aku makin cantik! Lebih cantik dari kemarin, dari kemarinnya lagi, dan dari kemarin-kemarinnya lagi. Coba lihat, dahiku tidak berkerut-kerut oleh pikiran dan kepedihan seperti beberapa hari yang lalu. Bibirku tidak mengerucut oleh kejengkelan dan kemarahan seperti kemarin. Mukaku tidak lagi tertekuk penuh beban dan “kebetean” seperti waktu-waktu yang lewat. Tubuhku tidak lagi lesu karena keputusasaan dan kehilangan harapan.
Sungguh, aku makin cantik hari ini! Coba perhatikan, mataku bersinar-sinar oleh kegembiraan. Bibirku merekah lebar oleh senyum ketulusan. Pipiku merona merah oleh semangat pengharapan. Urat-urat wajahku santai memancarkan aura kepasrahan. Semuanya menjadikan wajahku berseri-seri. Sungguh, cantiknya aku hari ini!
Sudah sepekan aku banyak tertawa, menari, menyanyi, menikmati hidup ini, dan tidak membiarkan permasalahan memengaruhi suasana hati. Ah, cantiknya diriku karenanya. Sudah sepekan, aku berusaha banyak menyapa dan memaafkan semua saudara. Hal itu telah membuatku lebih cantik hari ini. Sudah seminggu, aku berusaha lebih banyak berderma pada sesama. Kini, aku merasakan cantik sebagai balasannya. Sudah seperempat bulan, aku berusaha lebih mensyukuri setiap karunia Ilahi. Kini, kurasakan Allah menambahi nikmat itu dengan menjadikanku cantik sekali. Bahagianya aku karenanya! Bahagia itu, kurasakan kian membuatku cantik saja.
***
Ada kalanya kita membenci diri kita sendiri. Ada kalanya kita tidak menyukai apa yang kita lakukan. Ada kalanya kita melakukan kesalahan. Ada kalanya kita terpuruk dalam kepedihan. Ada kalanya kita tenggelam dalam kesedihan. Ada kalanya kita tidak mengerti mengapa hidup berjalan tidak seperti yang kita bayangkan. Ada kalanya perjalanan menjadi demikian berat kita rasakan hingga sikap kitapun terbawa oleh perasaan, lalu kita mengambil langkah tanpa pertimbangan. Tindakan yang dilakukan pun akhirnya lebih berupa reaksi spontan. Akibatnya, yang tertinggal kemudian hanya penyesalan dan keterpurukan yang semakin dalam. Tahukah dikau? Semua itu akan menyebabkan penampilan kita makin buruk saja.
(bersambung)
taken from an inspirative book: Hari Ini Aku Makin Cantik
oleh Azimah Rahayu
08 April 2009
KISRUH!
H-20 menit sebelum pelaksanaan PEMILU 2009, keluarga saya belum mendapat undangan dari Pak RT untuk mencontreng!
parahnya, keluarga saya malah dapet jatah nyontreng di daerah tempat tinggal kami yang dulu, kayumanis, Matraman. padahal, ibu-bapak saya sudah pernah nyoblos di daerah rumah yang sekarang, di cimanggis.
gawat, kami terancam tidak mencontreng pada pemilu kali ini!
gawat, 4 aset suara berharga keluarga saya yang di kayumanis terancam disalahgunakan oleh pihak licik!
[orang-orang rumah mulai panik]
pak RT, mana surat undangannya??!
ya Allah, heeelppp.......!!!
07 April 2009
My Mom Is Amazing!
tiap pagi selalu dibuatkan sarapan yang lezat!
lets list it out:
1. brownies chocochips!
2. muffin isi chocochips, strawberry, atau blueberry
3. pisang coklat terlezat yang pernah lidah saya kecap:
garingnya pas, minyaknya jelas murni (bukan jelantah-an), cokelatnya di luar, dan bukan pake meses atau gula pasir yang di karamel-in, tapi pake chocolate block yang dicairin. dituanglah cokelat itu di atasnya... yuummy!
4. pisang terigu
5. ommelet nasii
6. atau ommelet mie atau pizza mi (apalah sebutannya)
sometimes, ummiku juga suka membuat 'rotiboy-rotiboy-an'. tau kan? yang toppingnya krem kopi dan dibuat melingkar seperti obat nyamuk. terkadang donat gula. atau juga pizza beneran dengan ukuran mini, tapi rasanya ga kalah sama yang mahal dahsyat (dan alhamdulillah sudah saya hilangkan dari list makanan saya). kadang-kadang juga martabak tahu berisi cabai iris merah.
my mom is amazing!
ummi, hebat banget deh!
=)
eh, tapi ada satu yang kurang.
anaknya yang satu ini kok nggak menuruni bakat ibunya ya?!
24 March 2009
Atas rintik yang tengah menghujam bumi
Hati berdoa
Allahumma shayyiban naafi’aan…
Jadikan manfaat atas hujanMu, Rabb
Hujan yang mengandung Ra’d
Yang menggetarkan hati tiap insan
Dan menjadikan kami takut pada Sang Pemilik Ra’d
Rabb, kumohon jagalah…
Kumohon jagalah…
Kumohon jagalah…
"Fa innaka anta khairul haafidzhiin…"
22 March 2009
Ia kembali, seorang bidadari bumi...
Azka memeluk qur-annya erat. Ia berbisik dalam tunduknya, “Allaahummarhamni bil qur-aan… Allaahummarhamni bil qur-aan…”
Kemudian ia bersujud.
Bangkit dari sujudnya, ia menyingkap gorden kamarnya.
Matanya membulat melihat keindahan di luar, meski didominasi oleh kegelapan. Ia tetap bisa melihat bunga alamanda kuning dan merah yang rimbun di luar jendela kamarnya. Dan meski dedaunan alamanda itu menutupi sebagian besar pandangannya, ia tetap dapat memandangi langit yang tak berbintang. Subhanallaah…
Ayat-ayat Allah tentang langit tiba-tiba terngiang di kepalanya.
“idzassamaaa-un fatharat…”
”idzassamaaa-un syaqqat…”
Apabila langit terbelah…
Pikirannya kemudian memutar video nyata tentang yang dialaminya siang tadi.
Wahai… wahai… betapa senangnya ia tadi siang, ketika menjumpai saudarinya yang telah lama absen dalam lingkaran malaikat, kini hadir dengan secercah senyuman. Alhamdulillaah… Allah Maha Mengabulkan doa hamba-hambaNya.
Azka sangat merindukan hal ini sejak lama.
Maka Azka selalu menyertakan nama saudarinya dalam doa-doa panjangnya. Ia menyebut nama saudarinya itu dalam dzikirnya, dalam waktu luang hatinya.
Dan Allah mengabulkan doanya.
Maha Suci Allah, sungguh janjiNya pasti ditepati.
Air matanya menitik. Ada kelegaan luar biasa setelahnya.
Kemudian ia mengirim senyum ke atas langit. Semoga sampai, doanya dalam hati.
28 February 2009
26 February 2009
Mencarimu...
dear, komet lulin...
beberapa hari yang lalu, aku memang menbaca tentangmu di sebuah surat kabar. dan semenjak itu, keinginan untuk bertemu denganmu begitu hebat. di surat kabar itu tertulis, bahwa kamu yang berwarna hijau karena memancarkan gas sianogen, dan berjalan (seperti) mundur, akan mendekat ke planet tempatku tinggal pada tanggal 20-an februari pada malam hari. katanya, aku bisa melihatmu di antara barat dan timur, tidak tepat di atas kepala. nanti, aku akan melihatmu begitu terang di antara bintang-bintang, dan jika memakai binokuler atau teleskop, maka cahaya hujau indahmu akan terlihat. namun, kurasa sulit untuk bisa melihatmu pada malam hari. maka akupun tak keluar pada m.alam hari. saat itu, kupikir, aku memang tidak akan bisa melihatmu, yang tak akan pernah lagi melintas dekat bumi untuk selamanya.
namun, di hari selasa, ku lihat namamu di running text di sebuah stasiun televisi. "komet lulin mendekati bumi pada rabu pagi", begitu kurang lebih bunyinya. seketika itu hatiku kembali berdegup keras. ternyata masih ada harapan untuk menjumpaimu. tak hanya aku yang kegirangan, tapi juga ibu dan adik-adikku. semuanya berharap dapat melihat keindahanmu, lulin.
malam itu kulalui dengan penantian. esok paginya, ketika berangkat kuliah, mataku tak lepas memandang langit, berharap benar-benar akan lewatnya hijaumu tepat melalui lensa mataku. ku tengadah. kutunggu. kau tak kunjung lewat. yaa Rabb, jika memang Engkau mengizinkan...
nihil. kau tak kulihat, lulin. mungkin seharusnya aku mencarimu lebih pagi lagi, atau lebih siang lagi. mungkin seharusnya mataku lebih awas. mungkin seharusnya kutengadahkan kepalaku jauh lebih lama. mungkin, mungkin.... ah, sabar za. mungkin Allah memang belum menghendaki eza untuk dapat menemui lulin yang sangat indah. eza sadar betul bahwa lulin tak akan mungkin lagi mendekat ke bumi untuk selamanya. jadi eza berharap, eza dapat menjumpai lulin kelak, di tempat peristirahatan terindah. juga menjumpai halley, sirius, andromeda....
yaa Rabb, jika memang Engkau mengizinkan...
yaa Rabb, sungguh aku menginginkan...
yaa Rabb, aku rindu...
*indah, subhanallah...
24 February 2009
ehem! (kata kak Reta)
i sholdn't be here right now
assignments are waiting to be done
it is you
who will decide
will they be done on time
21 February 2009
Dua Minggu Ini
blog-ku, lama tak bersua. banyak yang sudah saya persiapkan untuk saya tulis di sini lho, tapi masih banyak juga yang setengah jadi, belom siap terbit (halah). mau ngelanjutin, adaa aja yang harus dikerjain. *bukan sebuah keluhan, sungguh eza sedang belajar mencintai apa yang eza kerjakan, dengan tulus*
dua hari yang lalu, jatuh sakit. alhamdulillah malam ini sudah pulih, tinggal batuknya, insyaaAllah.
hm, sedikit bercerita tentang smester dua. flashback dua minggu ke belakang yuk...
*lagi semangat mempelajari tumbuhan! walaupun dari dulu memang berminat ke arah hewani, namun acara pelantikan Canopy yang belum sebulan yang lalu saya ikuti berdampak besar pada kehidupan dan paradigma saya terhadap tumbuhan! eza yang sekarang jadi 'aneh' di mata teman-teman, karena kalo lagi jalan bareng, terkadang ketika sambil membicarakan sesuatu di jalan, dengan tiba-tiba saya memotong pembicaraan (ga sopan), menunjuk ke arah suatu tumbuhan, kemudian berujar,
"iih... Mimosa pudica... flora favoritku nih! subhanallaah..."
"yang ini namanya lili macan! walaupun bentuknya agak-agak kaya' anggrek...", atauu,
"kalo alamanda ini buahnya lucu, kaya' rambutan tapi tajam2. punya ni di rumah, dulu aku kira ini tuh satu spesies sama makanannya Owa Jawa (castanopsis)...", aatauuu,
"nih sawo duren! keren kan? permukaanya ijo, tapi bagian bawahnya emas. tinggal dikerik lalu dipadatkan trus dijual deh. kaya mendadak dari sawo duren!"
maaf kalau saya berlebihan. ehem, lanjut.
*pekan awal, karena rata-rata perkuliahan masih perkenalan, masih banyak waktu luang. maka undangan untuk syuropun berdatangan...
*pinjam-pinjam buku dari perpus. hm,, aktivitas ngoprek perpus ternyata seru juga. tapi saya nggak mau jadi manusia perpus. hii, serem amat.
*AMMII 08 mengadakan acara Elapsed Valentine's Secrets. subhanallah, two thumbs up bwt kerja okenya!
*perkuliahan di mulai... semakin ngoprek di perpuslah saya. jadi manusia perpus beneran deh.
*ke limalapan... karisma yang menyatukan...lingkaran malaikat (menanti dede baru nih, teman-teman! hayo, jangan dijadiin mainan baru rame-rame! XD)
*nginep untuk menuntaskan laporan genetika-ku...
*jatuh sakit. tapi alhamdulillah banget, sakitnya cuma dua hari. ya Allah, alhamdulillah.. alhamdulillah...
kalau ada yang mendendangkan sebuah bait ini,
"ucapkan matahariku, puisi tentang hidupku, tentangku yang tak mampu menaklukkan waktu..."
yakinlah bahwa kata-kata di atas tidaklah pantas keluar dari lisan-lisan pemenang seperti kita. yakinlah bahwa bukan kita yang diatur oleh agenda, tapi kita yang mengatur agenda. yakinkanlah diri kita bahwa bukan kita yang memiliki masalah besar, tapi kita memiliki Allah Yang Maha Besar!
*jangan bersusah ketika pekerjaan belum selesai, karena pekerjaan orang-orang besar memang tidak akan pernah habis! tapi ingat, selalu ada jalan keluar dan Allah sangat dekat di hati*
ok! these are my first two weeks! keep hamasah, gempur smester dua!
mari terbiasa hidup dalam kemenangan!!!
(ya Allah, niat nulis cuma dikit, jadinya segini panjang. dasar eza, kebiasaan ni...)
~alhamdulillaahirabbil 'aalamiin... =)
[sebuah peringatan, terlebih untuk diri penulis sendiri.
tak pernah bosan. ini sebuah peringatan.]
02 February 2009
...iklan only...
assalamu'alaikum wr wb...
saudara-saudariku, sebenarnya empat hari telah berlalu sejak kepulangan saya dari Halimun. tekad sayapun telah kuat terpatri bahwa saya akan menge-post catatan perjalanan saya selama empat hari di sana. namun apalah daya, rencana tersebut belumlah sempat saya realisasikan hingga saat ini.
untuk teman-teman yang sudah menanti cerita di balik Pelican, 'afwan jiddan. insyaa Allah secepatnya eza post-kan, setelah data-data (foto yang sesuai posting-an, red) telah terkumpul dan berada di tangan saya (hoho).
pokoknya.... yang jelas... Pelican itu...
SERRRRUUUUUUU bet! =)
-eza1912
7 Safar 1430 H 16:02
@perpus nyaman bio, ketika menanti saat-saat itu....
saat yang pasti akan kurasakan, nanti.
17 January 2009
WE WILL NOT GO DOWN, a song by Michael Heart
WE WILL NOT GO DOWN (Song for Gaza)
13 January 2009
Titipan Salam
Suatu sore, sebuah kunjungan ke almamater saya, SMAN 58 Jakarta
“Doain aku bisa masuk UI juga ya, kak...” pinta adik kelas saya yang saat itu duduk di kelas XII (yang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan UAN dan SPMB).
“iya, insyaa Allah. Emang mau masuk jurusan apa sih?”
“Administrasi niaga. Hm,, yasudah, brangkat les dulu ya kak, di NF K**i. ”
“oh, iya iya, silakan... kenal guru IPA-nya nggak? Kalo kenal, salamin ya buat guru biologinya...” pesan saya.
“ciyee kakaaak...” koor mereka (beberapa kelas XII yang juga sedang berada di tempat yang sama) kompak. Sedetik kemudian saya baru menyadari apa yang akan terjadi.
Lho kok??
“bukan..bukan gitu...”, saya buru-buru mengklarifikasi.
“beliau itu udah punya anak kok... aku cuma simpati aja!!” duh, sepertinya kata-kata ini semakin menjerumuskan (cz asli, bingung harus mengklarifikasi dengan kata apa??)
Huff, zaman sekarang manusia terlalu menuruti prasangkanya. (peace out, ukhti! :D). Tentu bukan salam yang ‘punya maksud lain’ yang saya maksud. Ia benar-benar salam penghormatan yang tulus dari hati, sebagai bentuk dedikasi saya kepada beliau, juga teman-teman seprofesinya di tempat yang sama. Sebuah dedikasi yang muncul karena banyak kebermanfaatan yang beliau berikan dalam hidup saya.
Sejak kelas XII SMA, saya memang mengikuti bimbel di tempat yang sama dengan adik-adik kelas saya itu. Di sanalah saya bertemu dengan pengajar-pengajar hebat. Hebat, karena sangat berkompeten di bidangnya, mengajar dengan metode yang tidak biasa, mudah dimengerti, dan yang paling membuat saya kagum adalah taushiyah-taushiyah yang selalu beliau-beliau selipkan di tiap pertemuannya. Pelajaran kimia, bisa nyambung dengan puasa. Belajar biologi, selalu bisa beliau kaitkan dengan hal-hal yang membuat kami bertafakkur. Fisika, apalagi. Dan yang paling saya ingat adalah Lembar Jawaban Komputer yang selalu terpampang surat Al-Hadiid ayat 4 di pojok kanan bawah, “Dan Dia bersamamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” Jadi pada ngeri deh anak-anak yang mau nyontek =) (cuma yang betul-betul paham ayat diatas yang takut nyontek).
Pun dengan beliau, guru biologi saya. Saya kagum, dengan pembawaannya yang tenang, ingatannya yang luar biasa tajam di setiap detil materi, taushiyahnya yang begitu menyejukkan, sosok yang ‘bapak’ banget deh pokoknya. Beliau tak pernah sekalipun terlihat sombong. Ramah, dan sering melontarkan candaan di sela pelajaran. Masuknya saya di jurusan biologi saat ini, sedikit banyak terpengaruh dengan orang-orang biologi di sekitar saya, termasuk beliau. Apalagi ketika sudah dekat UMB dan SNMPTN, saat-saat Super Intensif, beliau mendukung penuh keinginan saya untuk masuk jurusan biologi. Sayapun tak jarang berkonsultasi tentang biologi dengan beliau. Dan ketika hari pengumuman itu tiba, pengumuman akan diterimanya saya di jurusan biologi dengan almamater yang sama dengan beliau, ini yang beliau katakan,
“alhamdulillaah... dapet juga ya di sana”, katanya dengan senyum kebapakannya, seolah sedang tersenyum dengan anaknya sendiri. Kemudian ia melanjutkan dengan candaannya, “besok gantiin saya ngajar di sini ya...”
Saya hanya menjawab, “insyaa Allah, tungguin aja ya, Pak!”
***
Begitulah, betapa sebuah kebaikan yang tak pernah mudah dilupakan. Ketika saya kembali ke sana, ke tempat les saya untuk sekadar memberi bingkisan tanda syukuran kecil-kecilan, beliau pak guru biologi sedang tidak mengajar di sana. Jadilah adiknya, sang guru kimia, dan beberapa guru lain yang menerima dua kotak brownies buatan ibu saya. Pak guru kimia pun memberi wejangan,
“Alhamdulillaah... nggak nyangka nih si Eliza pake jaket kuning. Ini tandanya kamu di kasih nikmat yang banyak. Jangan tinggalin tuh tahajjudnya... bersyukur...”, saya hanya mengangguk dan mencatat kalimatnya dalam hati saya.
Takkan saya lupakan kebaikan-kebaikan beliau para pengajar di tempat les saya, yang saya sebut dengan rumah kedua ketika Super Intensif kemarin (karena memang dari hari senin sampai seninnya lagi saya belajar di sana). Berada di sekeliling orang cerdas juga shalih, membuat saya nyaman dan terpacu untuk terus belajar. Orang-orang di sekeliling yang sangat menginspirasi, memberikan manfaat besar dalam hidup saya. Maka tak aneh rasanya ketika saya sekadar menitip salam pada beliau, juga pengajar lainnya. Sekadar menyampaikan rasa terima kasih atas kebaikan-kebaikan beliau. Semoga saja, saya bisa benar-benar menjadi salah satu pengajar di sana.
*jazaakumullaah ahsanal jazaa, pengajar-pengajarku... =)
12 January 2009
Qunut Nazilah, Please Read in Every Prayer Time
Dapatkan Mesej Bergambar di Sini
TRAGEDI kemanusiaan yang sedan terjadi di belahan bumi Palestina merupakan cambuk bagi umat muslim di seluruh dunia. Sungguh memilukan. Dua minggu sudah, pembantaian keji pasukan Israeil meluluhlantakkan Gaza. Darah ratusan syuhada telah membasahi tanah Gaza, ribuan warga mangalami luka-luka, dan entah berapa banyak jiwa yang merasakan trauma mendalam atas peristiwa ini.
Sebagai manusia, apalagi muslim, sudah seharusnya kita turut berempati terhadap penderitaan saudara-saudara kita di Palestina. Kita patut mendukung perjuangan mereka dalam mempertahankan haknya yang ingin dirampas Yahudi laknatullah. Dan salah satu bantuan yang dapat kita berikan, yang bisa menjadi kekuatan luar biasa bagi pejuang-pejuang Palestina, adalah doa, karena doa merupakan senjata bagi orang yang beriman.
Salah satu doa yang dicontohkan Rasulullah SAW ketika terjadi malapetaka yang menimpa kaum muslimin yaitu doa qunut nazilah. Membaca qunut di dalam shalat lima waktu memang disyariatkan di dalam Islam, yakni ketika terjadi suatu bencana. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas ra.: “Rasulullah SAW melaksanakan qunut selama sebulan penuh pada shalat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh, yaitu pada rakaat terakhir ketika I’tidal setelah mengucapkan “sami’allahu liman hamidah”. Bencana yang menyebabkan dilaksanakannya qunut saat itu, ialah ketika para da’i yang diutus oleh Rasulullah SAW di bunuh secara biadab.
Doa qunut nazilah dibaca ketika kaum muslimin terkena bencana, ancaman, penganiayaan, penindasan musuh-musuh Allah dan musuh kaum muslimin. Seperti dulu ketika Rasulullah SAW atas permintaan Ri’l Dzukwan dan ‘Ushiyyah dari kabilah Sulaim, mengirim 70 orang Quraa (semacam guru ngaji) untuk mengajarkan soal agama kepada kaum mereka. Ternyata setelah sampai di suatu tempat yang bernama Bi’r al-Ma’uunah, orang-orang itu berkhianat dan membunuh ketujuh puluh orang Quraa tersebut. Mendengar hal tersebut Rasulullah lalu berdoa dalam shalat untuk kaum mustadh’afiin (orang-orang yang tertindas) di Makkah.
Menurut Imam Syaafi’i, qunut nazilah disunnahkan pada setiap shalat lima waktu, setelah rukuk yang terakhir baik oleh imam atau yang shalat sendirian (munfarid): bagi yang makmum tinggal mengamini doa imam.
Inilah doa qunut nazilah (hadits diriwayatkan oleh Umar Bin Khathab) :
Alloohummaghfir lilmu-miniina wal mu-minaat, wal muslimiina wal muslimaat, wa allif baina quluubihim, wa ashlih dzaata bainahum, wanshur ‘alaa ‘aduwwika wa ‘aduwwihim
Allohummal’in kafarota ahlil kitaabil ladziina, yukadzdzibuuna rusulaka wayuqottiluuna auliyaa aka, Alloohumma khollif baina kalimaatihim, wazalzil aqdaamahum, wa anzilbihim ba-sakalladzii layuraddu ‘anil qoumil mujrimiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alloohumma inna anasta’iinuka
Artinya :
“Ya Allah, ampunilah dosa kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat,
Ya Allah jinakkan, satu padukan hati orang-orang muslimin,
Perbaikilah keadaan mereka,
Tolonglah kaum muslimin untuk melawan musuh-musuhMu,
Dan musuh-musuh mereka
Ya Allah, laknatlah orang-orang kafir yang mendustakan para RasulMu dan membunuh para kekasihMu,
Ya Allah cerai-beraikan kesatuan mereka,
Hancur leburkan kekuatan mereka,
Dan turunkan bencanaMu yang tiada tertolak lagi untuk orang-orang yang penuh dengan dosa
Dengan meyebut namaMu ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon perlindungan kepadaMu”
Sahabat, mari sejenak kita tundukkan hati-hati kita, dalam setiap shalat kita, sujud kita, tahajjud kita, untuk mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang di bumi jihad Palestina...
(taken from Selembar Madani, by SALAM UI
just a lil' flashback...
Empat bulan yang lalu, semua jurusan di UI sedang gencar-gencarnya PSAD. (Pengenalan Sistem Akademik Depertemen). Pun di Biologi. Acara PSAD di Biologi bernama ADAPTASI. Di awal, kami diperintahkan untuk membuat sebuah buku wajib punya bagi para peserta ADAPTASI. Namanya SPESIASI, yang merupakan kependekan dari SPEcial SIgnatures And Biology’S Identities. Halaman pertama harus kami tempeli dengan foto bersama angkatan di Pusat Primata Schmutzer, halaman kedua berisi foto bersama teman kelompok dengan salah satu spesies primata di sana, sedangkan halaman ketiga berisi foto pribadi bersama serangga, yang di halaman berikutnya disusul dengan penjelasan mengapa kami memilih serangga tersebut. Dan inilah yang tertulis di sana.
“Mengapa saya memilih kupu-kupu? Karena kupu-kupu itu indah. Klise memang. Tetapi dengan alasan yang sama pula yang menjadikan tanda tangan saya berbentuk kupu-kupu. Dan dengan alasan yang sama pula, saya berencana membuat lambang Biologi angkatan 2008 dengan bentuk yang sama: kupu-kupu.
Mengenai spesies, saya memilih Papilio ulysses karena keindahan corak sayapnya yang merupakan warna kesukaan saya, yaitu biru. Memang sejak kunjungan pertama saya ke Museum Serangga tiga tahun yang lalu, saya telah menjatuhcintai spesies ini. Maka pada kunjungan kami untuk memenuhi tugas PSAD untuk berfoto bersama serangga, saya telah menargetkan untuk berpose dengan kupu-kupu jenis ini.
Selain itu, saya mengartikan kupu-kupu sebagai lambang keindahan. Betapa tidak? Setiap orang yang melihatnya pasti menyukai corak sayapnya yang indah. Kupu-kupu juga merupakan lambang keseimbangan. Kedua sayapnya selalu sama besar, simetris, dan pastinya bercorak sama. Tak pernah ia terlaihat jomplang karena berbeda corak. Kupu-kupu, bagi saya, adalah juga lambang ketenangan. Terbangnya sangat tenang namun pasti ke arah sumber makanan yang ia tuju. Kupu-kupu adalah lambang kebebasan. Ia bebas terbang kesana kemari, sesuai keinginannya pada sebuah tujuan menguntungkan: simbiosis mutualisme dengan bunga.
Dan yang baru saya sadari kemarin adalah bahwasannya Papilio ulysses ini bercorak biru-hitam. Warna yang sama dengan warna makara MIPA. Maka saya semakin menyukai kupu-kupu ini. Melihat kupu-kupu, dan semesta alam ini, memang selalu mengingatkan saya pada satu hal. Yaitu Allah, Sang Pencipta kita, tempat kita semua kembali nanti.”
*(special thanks to kakak-kakak panitia, dari angkatan 2004 sampe 2007. peace out, bro and siz!)
*for Bi08entris, semangat selalu!
Ez yakin kita bisa menghadapi semua, bersama!
09 January 2009
ya Allah, Palestinaku...
lalu berdoalah...
berdoalah dengan sepenuh hati...
kemudian berinfaqlah...
beri mereka dukungan fisik berupa dana...
walau raga belum sempat sampai ke sana, yakinlah bahwa doa kita, serta munajat jutaan orang-orang yang mendoakan, akan sampai kepada Rabb kita.
"wa makaruu wa makarallaah.. wallaahu khairul maakiriin..."
"innahum yakiiduna kaydaa, wa akiidu kaydaa. fa mahhilil kaafiriina amhilhum ruwayda..." (Ath Thaariq:15-17)
(sungguh, mereka merencanakan tipu daya yang jahat, dan Aku pun membuat tipu daya yang jitu. karena itu berilah penangguhan kepada orang-orang kafir. berilah mereka kesempatan untuk sementara waktu.)
05 January 2009
Subuh, oh Subuh...
Ganjaran pahala shalat Subuh melebihi keindahan dunia sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “siapa yang menunaikan solat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah SWT. Kerana itu, janganlah kamu mencari jaminan Allah SWT dengan sesuatu (selain daripada solat), yang pada waktu kamu mendapatkannya, lebih-lebih lagi ditakuti kamu tergelincir ke dalam api neraka.” (Hadis riwayat Muslim)
Muhammad Abdur Rauf al-Munawi dalam kitabnya at-Ta'arif menegaskan, as-Subhu atau as-Sabah adalah permulaan siang hari, yaitu ketika ufuk berwarna merah jingga di langit tertutup oleh tabir matahari. Adapun shalat Subuh adalah ibadah yang dilaksanakan ketika fajar siddiq dan berakhir pada waktu matahari terbit. Solat Subuh memiliki banyak daya tarik kerana kedudukannya dalam Islam dan nilainya yang tinggi dalam syariat. Banyak hadis mendorong untuk melaksanakan solat Subuh serta menyanjung mereka yang menjaga dan mengerjakannya.
Rasulullah SAW mengetahui waktu Subuh adalah waktu yang sangat sulit dan payah untuk bangun dari tidur. Seorang Muslim bila dibiarkan begitu saja (tertidur), akan memilih untuk merehatkan dirinya sampai terjaga hingga terbit matahari dan meninggalkan solat Subuh, atau ‘Subuh gajah’, yaitu dikerjakan solat Subuh tidak pada waktunya.
Rasulullah SAW mengkhususkan shalat subuh dengan beberapa keistimewaan tunggal dan sifat tertentu yang tidak ada pada solat lain. Banyak keutamaan dan kelebihan yang didapati di waktu subuh. Salah satu keutamaannya adalah Rasulullah SAW mendoakan umatnya yang bergegas dalam melaksanakan solat Subuh, sebagaimana disebutkan dalam hadis: “Ya Allah, berkahilah ummatku selama mereka suka bangun subuh (yaitu mengerjakannya).” (HR. Tirmizi, Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah)
Jika Rasulullah SAW yang berdoa, maka tidak ada hijab di antara Baginda dengan Allah SWT karena Baginda sendiri adalah orang yang secara jasadiyah paling dekat dengan Allah SWT. Waktu Subuh adalah waktu yang paling baik untuk mendapatkan rahmat dan keridhaan Allah SWT. Allah SWT berfirman maksudnya: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling daripada mereka kerana mengharapkan perhiasan duniawi, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya sudah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.” (Surah al-Kahfi, ayat 28)
Keutamaan shalat Subuh diberikan ganjaran pahala melebihi keindahan dunia dan seisinya, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam at-Tirmizi: “Dari Aisyah telah bersabda Rasulullah SAW, dua rakaat solat Fajar pahalanya lebih indah daripada dunia dan seisinya.” Begitulah keistimewaan solat Subuh. Apakah yang menghalang kita untuk menyingkap selimut dan mengakhiri tidur untuk melakukan solat Subuh? Bukankah solat Subuh menjadi bagian yang begitu besar kemuliaannya dibandingkan dunia dan seisinya?
Diriwayatkan Muslim dari Usman bin Affan berkata, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang solat Isya berjamaah maka seolah-olah dia telah solat setengah malam, barang siapa solat Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah melaksanakan solat malam satu malam penuh." (HR. Muslim).
Solat Subuh adalah sumber dari segala cahaya di hari kiamat. Di hari itu, semua sumber cahaya di dunia akan padam. Matahari akan digulung, hanya ibadahlah yang akan menerangi pelakunya. Diriwayatkan dari Abu Musa al-Asyaari, dia berkata Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang shalat dua waktu yang dingin, maka akan masuk syurga.” (HR. Bukhari).
Dua waktu yang dingin itu adalah shalat Subuh dan Ashar. Mereka yang menjaga solat Subuh dan Ashar dijanjikan kelak di surga akan melihat Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, ketika melihat bulan purnama. Baginda berkata, “Sungguh kamu akan melihat Rabb (Allah), sebagaimana kamu melihat bulan yang tidak terhalang dalam memandangnya. Apabila kamu mampu, janganlah kamu menyerah dalam melakukan solat sebelum terbit matahari dan solat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW memberi janji, apabila solat Subuh dikerjakan, maka Allah akan melindungi siapa saja yang mengerjakannya seharian penuh. Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Barang siapa yang menunaikan solat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah. Maka janganlah coba-coba membuat Allah membuktikan janji-Nya. Barang siapa yang membunuh orang yang menunaikan solat Subuh, Allah SWT akan menuntutnya, sehingga Allah SWT akan membenamkan mukanya ke dalam neraka.” (HR. Muslim, at-Tirmizi dan Ibn Majah)
Semoga kita tetap menjaga dan memelihara solat Subuh seperti dijanjikan Allah. Bergegaslah bangun tidur apabila terdengar suara azan berkumandang untuk segera mengerjakan solat Subuh.
www.iluvislam.com
01 January 2009
Review buku "Catatan Hati di Detiap Sujudku" (prolog)
Ahad, 28 Desember 2008. rencana yang telah disusun bersama teman2 Karisma (Keluarga Alumni ROHIS 58) Nol Lapan untuk menjenguk kakak tercinta yang telah pulang dari rumah sakit gagal. Ternyata, hari itu juga, sang kakak sedang pindahan kostan. Ho, salah ez juga sih, mau jenguk tapi ga bilang2 sebelumnya, baru bilang paginya. Alhasil sang kakak tercinta ngomel2,
“dasaar! Kok ga bilang2 c?”
Yaa, khilaf kak. (maksudku sebenarnya kan supaya memberi kejutan dengan kedatangan kami, eeh taunya... T_T)
Ya, karena ez sudah terlanjur menaiki bus Bogor Deddy S. Putra (bus yang masih bagus banget plus murah) dan ga mungkin turun mendadak, akhirnya ez putar otak. dan... aha! =) eureeka! aku tahu kemana harus pergi. akhirnya ez sms anis untuk meminta persetujuannya tentang pembatalan sekaligus rencana baru. singkat kata, kami sepakat. ya, setelah bertemunya kami di halte Busway Tanah Merdeka, kami langsung menuju tempat tujuan : Gramedia Matraman.
subhanallaah, sesampainya disana, kami segera hunting buku. dan bisa ditebak, masing2 kami hanyut dalam buku yang kami pegang. Khusyuk. buku pertama yang ez baca adalah tentang doa. subhanallaah lengkapnya. buku kedua adalah buku sains Al qur-an. wah, ini lebih dahsyat lagi. sampe2 ez pusing bacanya.
yasudah, sampai tiba saatnya untuk memutuskan buku mana yang akan ez beli. beneran, bingung. muter2 dulu. sampai ez mnemukan buku "Catatan Hati di Setiap Sujudku" (CHSS). begitu liat judulnya, sungguh, ez langsung jatuh hati. ketika baca daftar isi (some books are opened), ez memantapkan hati untuk membelinya. dan, alhamdulillaah, ez ga salah pilih.